Kamis, 14 Januari 2010

Nyi Banjarsari

Cerita Rakyat Dari Banten
Ketika itu adalah musim hujan. Para penduduk desa bahagia, sebagian besar dari mereka adalah petani. Hujan akan air sawah mereka dan segera mereka akan panen padi mereka. Pak Bong adalah salah satu dari petani. Dia juga sangat bahagia. Dia ingin membeli pakaian untuk dirinya sendiri, istrinya, dan putri tercinta, Nyi Banjarsari. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Orangtuanya mencintainya karena dia sangat patuh. Suatu malam, Pak Bong punya mimpi buruk. Seorang pria tua datang kepadanya dan berkata hujan akan pernah berhenti. Akan ada banjir besar. Mula-mula Pak Bong pikir itu hanya mimpi tapi dia punya mimpi yang sama di malam berikut. Dia memutuskan untuk memberitahu semua penduduk desa tentang mimpinya dan meminta mereka untuk mengungsi di sebuah bukit tidak jauh dari desa mereka. "Ha ha ha? Kau bercanda, Pak Bong. Bagaimana kita bisa meninggalkan sawah kita? Kita akan memiliki panen besar, ingat?" Semua orang tertawa di Pak Bong. Pak Bong tidak menyerah. Dia terus meminta penduduk desa untuk mengungsi ke bukit. Akhirnya beberapa penduduk desa percaya padanya. Bersama dengan istrinya, dan putrinya Nyi Banjarsari, Pak Bong dan teman-temannya pergi ke bukit. Sementara itu, hujan deras turun hari dan malam. Itu berlanjut sampai air memasuki rumah-rumah. Para penduduk desa menyesal mereka tidak mendengarkan Pak Bong dan mengabaikan nasihat. Tak lama kemudian, desa itu tenggelam! Pak Bong dan teman-temannya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka sedih karena desa mereka berada di bawah air. Lalu mereka berdoa kepada Allah. Mereka bertanya kepada Tuhan bagaimana air kering dari desa mereka. Jawabannya muncul dalam mimpi Pak Bong. Dalam mimpinya, laki-laki tua yang sama mengatakan kepadanya bagaimana untuk menyelamatkan desa mereka. "Jika Anda ingin air mengering, Anda harus mengorbankan putri Anda. Dia harus melompat ke dalam air!" kata orang tua. Pak Bong sangat sedih. Dia kemudian mengatakan kepada keluarganya tentang mimpinya. Istrinya tidak setuju sama sekali. Dia tidak mau kehilangan putri kesayangannya. "Tidak apa-apa, Ibu. Jika ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan desa kami, aku akan melompat ke dalam air," kata Nyi Banjarsari. Orangtuanya tidak bisa berkata apa-apa. Mereka tidak bisa mencegah anak dari mereka melompat ke dalam air. Perlahan-lahan, air mengering. Pak Bong dan teman-temannya kemudian kembali ke desa mereka. Mereka membangun rumah-rumah mereka dan hidup mereka kembali. Untuk menunjukkan rasa syukur dan terima kasih kepada Nyi Banjarsari, para penduduk desa bernama desa mereka ke Banjarsari.

0 komentar:

Posting Komentar